Kamis, 27 Februari 2014

Perbedaan antara SUKA, CINTA, dan SAYANG

Suka itu hanya melihat, memperhatikan, dan cukup hanya diam
Cinta itu menghargai kekurangan dan tidak bisa diungkapkan
Sayang itu menjaganya, memeluknya dan selalu membelanya ketika berada dalam kebenaran

Suka bisa diungkapkan dengan kata-kata
Cinta bisa diungkapkan dengan benda
Dan Sayang diungkapkan dengan perasaan

Jika suka dengan seseorang kita ungkapkan dengan diam karena takjubnya
Jika cinta dengan seseorang kita ungkapkan dengan kata-kata semakin kabur karena tidak akan pernah pas, tidak ada bedanya ketika itu diungkapkan kepada seseorang lainnya
Jika kita sayang dengan seseorang kita dekati kita jaga dan kita lindungi dengan sepenuh diri kita

Suka itu jika dia meminta sesuatu kita katakan nanti dulu, karena suka belum dianggap memiliki
Cinta itu jika dia meminta sesuatu kita ajak ke tempat yang baru yang belum pernah dikunjunginya, karena cinta hanya ingin menyenangkannya sesaat
Dan Sayang itu jika dia meminta sesuatu kita buatkan sesuatu yang baru yang hanya dia yang mendapatkan itu, karena sayang itu ingin membuat dia bangga dan berbeda

Suka itu jika dia tidak ada hanya cukup diam dan membayangkan ketika ada
Cinta itu jika dia tidak ada hanya menangis dan berharap waktu segera berganti
Sayang itu jika dia tidak ada, hanya berharap dan berdoa semoga keadaannya selalu baik-baik saja

Suka itu jika dia bersedih, ia hanya berkata, “sabar, semua pasti akan berlalu” karena suka tidak bisa menyebabkan menangis
Cinta itu jika dia bersedih, ia akan ikut menangis kemudian memberikan sesuatu yang menarik untuk melepas kesedihannya
Sayang itu jika dia bersedih, dia sedih namun ia sembunyikan dengan tersenyum karena ia tidak ingin terlihat air matanya, kemudian ia datangi dan ia peluk agar tenang kembali

Suka itu diungkapkan dengan diam
Cinta itu semakin diungkapkan semakin kabur maknanya
Sayang itu diungkapkan dengan tindakan

Jika dikatakan kepadamu, “Inni Uhibbuk atau I Love You”
Apakah kamu tahu apa maksudnya? Dia cuma suka, cuma cinta atau sayang kamu?
Maka jawabannya ada pada dirimu sendiri yang merasakan kedekatan itu. 
(By: heane)

Sumber

Rabu, 26 Februari 2014

Filosofi Budaya Jawa Sesajen


SESAJEN merupakan sebuah keharusan yang pasti ada dalam setiap acara bagi orang yamg masih teguh memegang adat Jawa. Penyebutan sesajen biasanya bermacam-macam, ada yang di sebut dengan Dang Ayu dan ada yang disebut dengan Cok Bakal. Namun pada dasarnya inti dan tujuannya sama.

Banyak orang yang mengartikan sesajen mengandung arti pemberian sesajian-sesajian sebagai tanda penghormatan atau rasa syukur terhadap semua yang terjadi dimasyarakat sesuai bisikan ghaib yang berasal dari paranormal atau tetuah-tetuah. Sehingga warisan budaya Hindu dan Budha ini dianggap sebagai suatu kemusyrikan. Sebelum menilai demikian, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu arti simbol-simbol atau siloka kearifan lokal ini.

1. Padi, gabah, beras, dan nasi (tumpeng): melambangkan ketuntasan dan kesempurnaan. Artinya, jika melakukan sesuatu harus dengan tuntas dan tidak setengah-setengah. Sedangkan tumpeng berasal dari kata tumungkulo sing mempeng, artinya jika kita ingin selamat, hendaknya kita selalu rajin beribadah.

2. Urap: artinya jika selama hidup harus mempunyai arti bagi sesama, lingkungan, agama, bangsa dan negara. Bisa diartikan bahwa, dalam bermasyarakat harus bisa berbaur dengan siapa saja agar hidup tentram.

3. Bubur panca warna: bubur beras merah, ketan hitam, bubur jagung, ketan putih, kacang hijau. Ditempatkan di empat penjuru mata angin, satu di tengah. Melambangkan elemen alam (air, api, udara, tanah, dan angkasa)

4. Jajanan pasar: menggambarkan kerukunan walaupun ada perbedaan, tenggang rasa.


5. Pisang raja gandeng: pisang raja menyimbolkan agar cita-cita kita senantiasa luhur, sehingga dapat membangun bangsa dan negara.

6. Ayam ingkung: melambangkan pengorbanan selama hidup, cinta kasih terhadap sesama juga melambangkan hasil bumi (hewan darat)

7. Ikan bandeng atau ikan asin (berduri banyak): melambangkan rejeki berlimpah, ikan teri (yang hidupnya bergerombol) melambangkan kerukunan

8. Telur: melambangkan asal mula kehidupan yang selalu berasa dari dua sisi yang berlainan seperti warna telur kuning putih, di antaranya laki-perempuan, siang-malam, dll.

9. Air di gelas dan bunga: melambangkan air minum yang menjadi kebutuhan hidup manusia

10. Kopi pahit: melambangkan elemen air namun bukan suatu minuman pokok (kebutuhan sekunder), dan menjadi minuman persaudaraan bila ada perkumpulan/pertemuan.